Thursday, November 18, 2010

Maaf baru nongol lagi soalnya setelah pulang dari Jakarta, saya disibukkan dengan berbagai kegiatan sekolah. Maklum udah kelas XII.. Hehehehe.. Tetapi sejak pulang dari Jakarta, rasanya kangen sama teman-teman yang waktu itu bersama-sama di LIPI.. Kapan ya baru bisa ketemuan lagi?
Oh ya, waktu hari minggu 18/11-2010 saya sempat pergi ke pantai disuatu tempat di daerah saya, Sikka yang namanya Pati Ahu untuk snorkling. Di sana sangat indah. Terumbu karangnya ada beberapa jenis. mungkin 12-an jenis kalo nggak salah. Ada juga sekitar 5 jenis sponge dan bermacam-macam jenis ikan yang berwarna-warni berenang bersama saya. Awalnya saya sedih karena melihat sebagian besar terumbu karang di sana rusak akibat bom. Banyak sekali terumbu karang yang ukurannya sangat besar sekitar tiga meter-an yang patah begitu saja. Ada juga patahan karang yang tersebar. Tetapi, sekarang sejak masyarakat sadar, tidak ada lagi pengeboman di daerah itu sehingga terumbu karang di daerah itu mulai tumbuh baik. Terumbu karang di sana didominasi oleh table coral, acropora dan sponge.
Yang membuat saya terkesima adalah sebuah koloni sponge yang sangat besar. Mungkin tingginya sekitar dua meter. Selain itu, disetiap bekas patahan karang yang besar ditumbuhi oleh bermacam-macam jenis acropora dengan beragam warna. Sayangnya saya tidak punya underwater camera alias kamera bawah air sehingga saya belum bisa untuk mengabadikan pemandangan yang sangat indah itu. Yang bisa saya abadikan di sana hanyalah pemandangan pantai dan sunsetnya. Indah sekali lho... Sekali-kali anda juga harus datang ke daerah saya, Sikka untuk menikmati panorama bahari yang begitu indah. Tidak kalah sama Bali lho... Bagaimana foto sunsetnya? Bagus kan? Oleh karena itu jangan lupa untuk menyempatkan diri untuk datang ke Kota Maumere, Kabupaten Sikka di Propinsi Nusa Tenggara Timur.

Friday, November 5, 2010

Lanjutan kegiatan FORKOM

Setelah semua peserta dan panitia makan siang, kegiatan dilanjutkan dengan presentasi blog dan makalah oleh seluruh peserta KIM 5. Selama presentasi, banyak sekali hal dan ide yang sangat menarik dari tiap-tiap presentasi.
Yang menurut saya power pointnya yang paling bagus adalah power point yang berasal dari teman-teman asal Pangkep. Bahan presentasi yang disajikan oleh teman-teman dari Pangkep sangat menarik dan banyak sekali pengaturan yang belum saya pelajari. Intinya, saya merasa salut sekali sama teman-teman dari Pangkep! Buat teman-teman dari Pangkep, mohon bimbingannya ya....
Yang tak kalah menarik adalah presentasi yang disajikan oleh teman-teman dari SMK Biak. Awalnya saja sudah dimulai dengan Bahasa Inggris dan walaupun tiba-tiba laptopnya mati dan power pointnya tidak bisa dimunculkan ke layar, semua teman-teman dari SMK Biak tidak gugup dan mengatasi kondisi dengan sangat baik. Salut buat SMK Biak!!!
Kegiatan FORKOM MATABUKA di Jakarta,5 November 2010

Hari ini merupakan hari yang paling di nanti-nanti oleh semua blogger muda yang ikut lomba blog yang diselenggarakan oleh COREMAP-LIPI karena ini merupakan hari puncak kegiatan FORKOM MATABUKA (Forum Komunikasi Masyarakat Pecinta Terumbu Karang). Pembukaan kegiatan ini dilakukan oleh Direktur COREMAP II LIPI, Drs. Susetiono, M.Sc dan sambutan diberikan oleh Direktur Bidang Edukasi COREMAP II LIPI, Ibu Deni Hidayati. Peserta kegiatan ini berasal dari beberapa daerah sasaran COREMAP II, seperti Finalis KIM 5 (Kontes Inovator Muda) dari Bali, Makassar dan Wakatobi, Peserta KIM 5 dari Biak, Manokwari, Jayapura, Sikka, Kendari, Pangkep dan Selayar serta beberapa siswa dari SMA di Jakarta dan blogger dari beberapa daerah. 
Materi pertama dibawakan oleh Mbak Estradivari dari UNESCO. Presentase yang dibawakan sangat menarik dan mudah untuk dimengerti. Power Point yang ditampilkan pun sangat menarik karena banyak diletakkan gambar-gambar lucu. Selain itu, setiap daerah diberi kesempatan untuk mengungkapkan masalah-masalah yang dihadapi di daerah masing-masing mengenai teknologi dan informasi yang digunakan sebagai sarana untuk menyalurkan gagasan lewat blog. Diharapkan agar keluhan mengenai hambatan ini dapat disampaikan kepada para pemangku kepentingan dengan harapan ada tindak lanjut.

Foto Kegiatan Dukar Sikka 2010

Keterangan Gambar: (dari atas ke bawah)
1. Calon Duta Karang berlatih untuk memulai snorkling
2. Calon Duta Karang berlatih fashion show
3. Duta Karang SMAN 1 Maumere
4. Fashion show Duta Karang
5. Duta Karang 2010 dan Duta Karang 2009

Kegiatan pelatihan Duta Karang di Kabupaten Sikka dimulai pada tanggal 16 September 2010. Para calon DUKAR 2010 dilatih dan digembleng selama kurang lebih satu bulan. Mereka mendapat banyak sekali pengalaman dan pengetahuan baru, seperti mengenal ekosistem pesisir, DPL, snorkling, berenang, berkunjung ke pulau-pulau kecil yang ada di Teluk Maumere, dan fashion show.. Banyak sekali kesan yang diperoleh dari kegiatan ini.
Setelah melalui seleksi dan penilaian yang sangat ketat maka pada akhirnya dipilih satu pasang duta karang terbaik, yakni Yosep Bata dan Maria Sri Dian Pratama (gambar 4). "Saya tidak menyangka bahwa saya dapat terpilih sebagai Duta Karang Sikka 2010," kata Dian.
Kegiata Duta Karang Tingkat Nasional akan dilaksanakan di Jakarta dari tanggal 3 sampai 5 November 2010. "Ini merupakan pengalaman pertama saya pergi ke Jakarta. Saya sangat senang," kata Yos.
Saat ini, Yos dan Dian sedang berada di Jakarta untuk mengikuti kegiatan Duta Karang Nasional di Ancol, Jakarta Utara.
Sinopsis Film Nasib Terumbu Karang di Tangan Anda
Selamatkan Terumbu Karang Kita
Indonesia merupakan negara bahari dan termasuk negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak di katulistiwa. Garis pantai yang dimiliki indonesia sebesar 85.707 km2. Ini berarti potensi kelautan yang dimiliki oleh Indonesia, seperti terumbu karang, ikan, udang, kepiting sangatlah besar. Oleh karena itu kita sebagai masyarakat Indonesia harus bisa memanfaatkan potensi yang ada dengan pengelolaan yang berbasis lingkungan. Ada sebuah film yang sangat menggugah kita untuk turut melestarikan terumbu karang kita, yakni Nasib Terumbu Karang di Tangan Anda.
Film ini menceritakan tentang kekayaan terumbu karang yang sangat menakjubkan. Beragam jenis biota-biota laut hidup di ekosistem terumbu karang di Indonesia. Pada bagian awal ditayangkan fakta tentang presentase tutupan karang Indonesia yang sudah rusak. Setelah itu dijelaskan tentang pengertian terumbu karang, klasifikasinya, anatomi karang batu dan alga simbiotik yang hidup di dalam polip karang.
Pada bagian kedua diuraikan sedikit mengenai syarat hidup terumbu karang, seperti kedalaman, penetrasi cahaya, arus, dan sebagainya. Terumbu karang sangat membutuhkan cahaya karena terdapat zooxanthella sehingga terumbu karang hanya tumbuh di laut dengan penetrasi cahaya baik. Selanjutnya dijelaskan pula hal-hal yang menyebabkan kerusakan terumbu karang, baik secara langsung maupun tidak langsung, mulai dari kerusakan yang ditimbulkan oleh alam, predator dan yang sangat mengancam yakni pengrusakan oleh manusia. Potensi ekosistem terumbu karang sangat banyak, mulai dari segi ekologi, ekonomi dan lain-lain.
Karena menyadari begitu besarnya potensi terumbu karang yang ada di Indonesia maka digalakkan suatu upaya untuk mengelola dan merehabilitasi terumbu karang yakni dengan membentuk COREMAP (Coral Reef Rehabilitation and Management Program ) yang melibatkan masyarakat pesisir.
Film ini sangat menggugah kita semua agar kita dapat mengerti pentingnya melestarikan terumbu karang. Kalau kita merawat dan memperhatikan alam kita maka alam juga akan menjaga kita. Dengan menjaga dan melestarikan terumbu karang kita, ikan akan berlimpah ruah dan para nelayan pun akan sejahtera. Mari, selamatkan terumbu karang kita demi masa depan anak dan cucu kita. Saat ini belum terlambat jika kita mau berusaha. Save our coral reefs!

Thursday, November 4, 2010

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA


Christanty, Linda. Mohammad Kasim Moosa. Soekarno. Muhammad Abrar. 2008. Ekosistem Pesisir dan Laut:Potensi dan Pemanfaatan Ramah Lingkungan. Jakarta: COREMAP – LIPI.

COREMAP Sikka. 2009. Laporan Tahunan COREMAP II Sikka. Maumere.

Sayekti, Naniek Sri. 2009. Pengetahuan Dasar Pesisir dan Laut. Jakarta: COREMAP – LIPI.

Siringoringo, Rikoh. M. Yosephine Tuti. 2008. Baseline Terumbu Karang Daerah Perlindungan Laut Sikka. Jakarta: COREMAP II – LIPI.

/www.geo.lsa.umich.edu/~kacey/ugrad/coral2.html. Akses 8 September 2010.
www.coremap.or.id /downloads/1209.pdf. Akses 28 Agustus 2010

BAB IV PENUTUP

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Ada hubungan antara parameter perairan terhadap persebaran hard dan soft coral di perairan Gading Beach dan Ndete.
b. Persebaran hard dan soft coral di perairan Gading Beach dan Ndete ditunjukkan dari nilai parameter perairan masing-masing lokasi. Adapun Parameter fisik di Gading Beach yakni suhu 29,66 ºC, arus 0,16 m/s, kecerahan 14,16 m dan parameter fisik di Ndete yakni suhu 29,33 ºC, arus 0,18 m/s, kecerahan 12 m. Parameter kimia di Gading Beach yakni pH 7,5 dan salinitas 25 ppm dan parameter kimia di Ndete yakni pH 7,5 dan salinitas 24,33 ppm. Sedangkan parameter biologi di Gading Beach maupun di Ndete ditemukan jenis plankton Skeletonema.

4.2. Saran
a. Perlu dilakukan pengawasan lintas sektor yang integratif dari semua pihak untuk menjaga kelestarian terumbu karang bagi pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Sikka.
b. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh parameter perairan terhadap persebaran hard dan soft coral di Gading Beach dan Dusun Ndete, Teluk Maumere.

BAB III PEMBAHASAN

BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Gambaran Umum Lokasi
a. Gading Beach and Resort
Gading Beach and Resort terletak di Kelurahan Hewuli, Kecamatan Alok Barat. Kawasan ini merupakan salah satu Daerah Perlindungan Laut (DPL) di Kabupaten Sikka. Topografi pantainya landai dan ditumbuhi sedikit mangrove. Kondisi terumbu karang di daerah ini didominasi oleh hard coral. Berdasarkan hasil penelitian terakhir, persentase tutupan karang tahun 2009 sebesar 60% (Laptan COREMAP Sikka, 2009). Persentase ini termasuk dalam kategori baik. Pada waktu penelitian dilakukan, langit sangat cerah dan tidak ada awan. Angin bertiup tidak terlalu kencang.

b. Ndete
Ndete terletak di Desa Reroroja, Kecamatan Magepanda. Kawasan Ndete juga merupakan salah satu DPL yang ada di kabupaten Sikka. Topografi pantainya landai dan ditumbuhi banyak mangrove. Kondisi terumbu karang di daerah ini didominasi oleh soft coral. Berdasarkan hasil penelitian terakhir, presentase tutupan karang lunak tahun 2009 sebesar 48% (Laptan COREMAP Sikka, 2009). Presentase ini termasuk dalam kategori sedang. Pada waktu penelitian dilakukan, langit cerah dan tidak ada awan. Angin bertiup cukup kencang.
3.2. Hasil Pengukuran Parameter Perairan di Gading Beach and Resort
a. Suhu
Tabel 3. hasil pengukuran suhu di Gading Beach
Hari I Hari II Hari III Rata-rata
3 m 30ºC 30ºC 30ºC 30ºC
5 m 30ºC 30ºC 29ºC 30ºC
7 m 29ºC 29ºC 29ºC 29ºC
Total rata-rata 29,66ºC
Sumber : Data primer, 2010.

b. Arus
Tabel 4 hasil pengukuran arus di Gading Beach
Hari I Hari II Hari III Rata-rata
3 m 0,14m/s 0,18 m/s 0,17 m/s 0,16 m/s
5 m 0,15 m/s 0,18 m/s 0,18 m/s 0,17 m/s
7 m 0,15 m/s 0,19 m/s 0,18 m/s 0,17 m/s
Total rata-rata 0,16 m/s
Sumber : Data primer, 2010.

c. Kecerahan
Rata-rata kecerahan air laut adalah 14,16 meter.
d. pH
Rata-rata pH air laut adalah 7,5
e. Salinitas
Rata-rata salinitas air laut adalah 25 ppm
f. Plankton
Dari hasil pengamatan, ditemukan plankton yang dominan di perairan Gading Beach and Resort adalah Skeletonema.
3.3. Hasil Pengukuran Parameter Perairan di Desa Reroroja, Ndete
a. Suhu
Tabel 5. hasil pengukuran suhu di Desa Reroroja
Hari I Hari II Hari III Rata-rata
3 m 29ºC 29ºC 30ºC 30ºC
5 m 29ºC 30ºC 29ºC 29ºC
7 m 30ºC 30ºC 29ºC 29ºC
Total rata-rata 29,33ºC
Sumber : Data primer, 2010.
b. Arus
Tabel 6 hasil pengukuran arus di Desa Reroroja
Hari I Hari II Hari III Rata-rata
3 m 0,17 m/s 0,18 m/s 0,18 m/s 0,18 m/s
5 m 0,17 m/s 0,18 m/s 0,18 m/s 0,18 m/s
7 m 0,18 m/s 0,18 m/s 0,18 m/s 0,18 m/s
Total rata-rata 0,18 m/s
Sumber : Data primer, 2010.
c. Kecerahan
Rata-rata kecerahan air laut adalah 12 meter
d. pH
Rata-rata pH air laut adalah 7,5
e. Salinitas
Rata-rata salinitas air laut adalah 24, 33 ppm
f. Plankton
Dari hasil pengamatan, ditemukan plankton yang dominan adalah Skeletonema dan diikuti oleh Gonyaulax.


3.4. Analisis Parameter Perairan Terhadap Persebaran Hard Coral dan Soft Coral
Dari penelitian yang telah penulis lakukan di Gading beach and Resort dan di Desa Reroroja, Ndete dengan menggunakan parameter perairan maka ditemukan beberapa perbedaan hasil pengukuran sebagai berikut :

Tabel 7. Perbedaan hasil pengukuran terhadap parameter perairan

No
Parameter Desa sampel
Gading beach and resort Desa Reroroja,Ndete
1 Suhu (ºC) 29,66 29,33
2 Arus (m/s) 0,16 0,18
3 Kecerahan (m) 14,16 12
4 pH 7,5 7,5
5 Salinitas (ppm) 25 24,33
6 Plankton Skeletonema Skeletonema
Sumber : Data primer, 2010.
a. Suhu
Suhu di perairan Gading Beach dan Ndete berkisar antara 29ºC - 30ºC dengan selisih sebesar 0,33ºC. Menurut Sihotang, (2006 ) bahwa keadaan suhu air seperti ini disebabkan karena komposisi substrat, kecerahan, pertukaran air, panas udara akibat respirasi dan naungan dari kondisi perairan tersebut.

b. Arus
Selisih arus di kedua tempat penelitian sebesar 0,02 m/s. Dari hasil pengamatan di lapangan, keadaan topografi di lokasi penelitian adalah dataran. Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat (Sahala Hutabarat, 1986) yang menyatakan bahwa perbedaan arus disebabkan oleh perbedaan topografi dasar perairan, gaya coriolis dan arus ekman, perbedaan densitas serta upwelling.

c. Kecerahan
Selisih kecerahan di kedua tempat penelitian sebesar 2,16 m. Hal ini terjadi karena terdapat perbedaan lingkungan dimana pantai Gading Beach and Resort terbuka; sedangkan pantai di Desa Reroroja ditutupi oleh hutan mangrove sehingga hasil pembusukan serasah dihutan mangrove akan masuk ke air dan mengurangi tingkat kecerahan.

d. Salinitas
Selisih salinitas di kedua tempat penelitian sebesar 0,67 ppm. Hal ini disebabkan karena disekitar lokasi penelitian di Desa Reroroja terdapat sebuah sungai sehingga menyebabkan salinitas air laut di Desa Reroroja menurun.

e. Plankton
Secara umum jenis plankton yang ditemukan dikedua lokasi penelitian sama yakni Skeletonema. Namun, jumlah skeletonema yang ditemukan di Desa Reroroja jauh lebih banyak dibandingkan dengan Gading Beach and Resort. Hal ini disebabkan karena terdapat dukungan berupa intensitas kecerahan yang kecil di Desa Reroroja.

Dari segi morfologi hard dan soft coral terdapat perbedaan letak polip dan jumlah tentakel pada polip. Pada soft coral polip terletak di luar dan pada hard coral polip terletak di dalam terumbu. Jumlah tentakel yang lebih banyak pada soft coral akan lebih memudahkan soft coral dalam menangkap mangsa jika dibandingkan dengan hard coral. Ditambah lagi dengan kepadatan plankton yang lebih tinggi di Desa Reroroja yang disebabkan karena plankton akan lebih menyukai tempat gelap sehingga menyebabkan pertumbuhan soft coral di daerah ini menjadi lebih banyak.
Lain halnya dengan terumbu karang yang berada di Gading Beach and Resort. Di daerah ini banyak terdapat hard coral dari jenis Acropora. Hal ini terjadi karena adanya kecerahan yang cukup tinggi sehingga mempengaruhi proses fotosintesis zooxanthella yang berasosiasi dengan polip karang. Oleh karena itu hasil sampingan yang berupa kalsium karbonat pun akan disekresikan dalam jumlah banyak yang berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan hard coral tersebut.

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II
METODE PENELITIAN

2.1. Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan September 2010 di Gading beach and resort (S. 08º33`984” E. 122º10`286”) dan di Ndete, desa Reroroja (S. 08º31`167” E. 122º02`249”).

2.2. Alat dan Bahan
a. Alat
Adapun alat yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat diterangkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat – alat penelitian.
No. Nama Alat Kegunaan
1. Bola pimpong Mengukur arus
2 Thermometer Mengukur suhu
3 Secchi Square Mengukur kecerahan
4 pH meter Mengukur pH
5 Pembakar Spritus Menguapkan sampel air laut
6 Gelas Kimia Menampung sampel air laut
7 Cawan Evaporasi Menguapkan sampel air laut
8 Plankton Net sederhana Menangkap plankton
9 Mikroskop Stereo Melihat jenis plankton
10 Kaca Preparat Tempat peletakan sampel air laut
11 Neraca Ohaus Menimbang kerak garam
12 Botol kaca Menempatkan sampel air
13 Pipet Mengambil sampel

b. Bahan
Adapun bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat diterangkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan yang dibutuhkan
No Bahan-bahan Kegunaan
1 Sampel air laut Mendapatkan data pH, salinitas dan plankton
2 Lendir karang Melihat polip karang
3 6 batang Hard Coral (Acropora) Melihat struktur hard coral
4 6 buah Soft Coral Melihat struktur soft coral

2.3.Prosedur Penelitian
Untuk memperoleh data yang baik dalam penelitian ini maka penulis menempuh cara-cara sebagai berikut :
a. Penentuan Lokasi
Lokasi penelitian adalah lokasi yang sudah ditentukan sebelumnya yakni lokasi DPL Hewuli dan DPL Reroroja. Pengukuran dilakukan pada kedalaman 3 m, 5 m dan 7 m. Pengukuran kedalaman dilakukan dengan menggunakan uluran tali yang diberi jarak 0,5 m yang diberikan pemberat pada ujungnya. Setelah mendapatkan kedalaman yang diinginkan selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap parameter perairan dan pengambilan sampel air laut.
b. Pengukuran Parameter
• Pengukuran suhu
Thermometer dicelupkan ke dalam air laut dengan termometer menunjukkan suhu 32ºC (suhu lokasi pengambilan sampel). Suhu akan diamati setelah 1 sampai 2 menit.
• Pengukuran kecerahan (visibility)
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Secchi Square yang dicelupkan ke dalam air laut dan diamati dari jarak tampak dan jarak hilang secchi square di dalam air.
• Pengukuran kecepatan arus
Pengukuran kecepatan arus dilakukan dengan menggunakan bola pimpong yang diikat dengan senar pancing sepanjang 10 meter. Tali diulurkan sehingga bola pimpong akan bergerak mengikuti arah gelombang. Kemudian kecepatan arus diukur dengan menggunakan rumus kecepatan (v) berbanding lurus terhadap panjang tali (s) dan berbanding terbalik terhadap waktu (t).
• Pengukuran Salinitas
1 liter air laut dan diuapkan. Kemudian kerak garam yang terbentuk dari hasil penguapan dikeruk dan ditimbang dengan neraca ohaus.
• Pengukuran pH
1 liter air laut dan di ukur nilai pHnya dengan menggunakan pH meter yang sebelumnya sudah di kalibrasi hingga pH meter menunjukkan nilai pH normal (7,0) di dalam aquades. Kemudian pH meter dicelupkan ke dalam air laut. Data hasil pengukuran pH dapat dilihat pada layar pH meter setelah 2-5 menit sebanyak 3 kali.
• Pengamatan Fitoplankton
Pengamatan fitoplankton dilakukan dengan meletakkan satu tetes sampel air di bawah mikroskop stereo dengan perbesaran 100 kali.
2.4. Metode Penulisan
a. Studi Pustaka
Sebagai bahan referensi dan tinjauan pustaka, penulis menggunakan beberapa buku.
b. Browsing Web
Penulis mencari berbagai literatur di internet yang tersedia untuk memaksimalkan penulisan makalah ini.

2.5. Analisis Data
Analisis data hasil eksperimen dilakukan dengan metode statistik, dimana data yang telah diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik sehingga mudah untuk dipahami.

2.6. Defenisi Operasional
a. Parameter Fisik
• Suhu
Suhu adalah ukuran derajat panas atau dingin suatu benda. Suhu diukur dengan thermometer (Sihotang,2006). Suhu yang optimal untuk pertumbuhan terumbu karang adalah 25-30ºC.
• Kecerahan (Visibility)
Kecerahan suatu perairan menentukan sejauh mana cahaya matahari dapat menembus suatu perairan dan sampai kedalaman berapa proses fotosintesis dapat berlangsung sempurna (Chakroff dalam Syukur, 2002).
• Arus
Arus adalah pergerakan massa air secara horizontal yang disebabkan angin yang bertiup di permukaan dan densitas air (Sidjabat, 1976).

b. Parameter Kimia
• Salinitas
Salinitas adalah tingkat kadar garam terlarut dalam air. Salinitas air laut yang cocok antara 30 – 35‰
• Derajat keasaman (pH)
pH adalah tingkatan yang menunjukkan asam atau basanya suatu larutan (Novotnydan Olem dalam Effendi, 2003).

c. Parameter Biologi
• Fitoplankton
Fitoplankton atau disebut juga sebagai plankton nabati yang hidup melayang di kolom air.

2.6. Jenis Karang
a. Karang Keras (Hard Coral)
Polip kecil, terdapat pada bagian yang berbentuk piala skeleton, jumlah tentakel 6, tidak memiliki siphonoglyph, otot lemah, hidup berkoloni dan ada pula yang soliter, terdapat dalam air laut yang hangat (Jasin, 1992).


b. Karang Lunak (Soft Coral)
Ciri-ciri soft coral yakni memiliki 8 tentakel bercabang yang berduri dan memiliki 8 septa tunggal yang sempurna; memiliki satu siphonogluph ventralis, memiliki endoskeleton, dan hidup secara berkoloni (Jasin, 1992). Umumnya syarat-syarat hidup karang lunak sama dengan karang batu (Manuputty (1), 2002).

BAB I PENDAHULUAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Kabupaten Sikka dengan ibu kota Maumere, merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terletak antara 8º5’ - 8º50’ LS dan 120º40’ – 122º45,5’ BT (http://www.bapppenas.go.id). Luas wilayah lautnya 118.462 km² dan luas terumbu karang di Kabupaten Sikka ±104,92 km² yang terdiri dari terumbu karang tepi (LIPI, 2006). Kabupaten Sikka juga merupakan salah satu daerah di kawasan timur Indonesia yang termasuk dalam wilayah kerja COREMAP II. Di Kabupaten ini terdapat 28 DPL yang berada di desa-desa sasaran program COREMAP II.
Dari hasil survey yang telah dilakukan pada tahun 2006-2009 terlihat bahwa rata-rata presentase tutupan karang di Kabupaten Sikka meningkat 8,75% (Laporan Tahunan COREMAP Sikka, 2009) maka menurut penulis dapat dijadikan sebagai modal wisata bahari. Dari hasil survey tersebut, terdapat lokasi tertentu yang memiliki presentase karang lunak lebih banyak daripada karang keras atau sebaliknya.
Hal ini menyebabkan rasa keingintahuan penulis untuk mengetahui letak perbedaan sehingga presentase karang keras dan karang lunak disuatu lokasi berbeda. Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa parameter perairan untuk mencari letak perbedaan persebaran dan perbedaan hard dan soft coral.
1.2. Permasalahan
Apakah terdapat kaitan antara parameter perairan terhadap perbedaan persebaran hard dan soft coral?

1.3. Pembatasan Masalah
Pembahasan kami hanya terbatas pada parameter fisik, kimia, dan biologi terhadap pola persebaran hard dan soft coral.

1.4. Tujuan dan Manfaat Penulisan
a. Tujuan
Mengetahui kaitan antara parameter perairan terhadap perbedaan persebaran hard dan soft coral.

b. Manfaat
Memperoleh data serta informasi mengenai pengaruh parameter perairan terhadap pola persebaran hard dan soft coral.

1.5. Hipotesis Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah penulis sajikan, dapat penulis katakan bahwa ada hubungan antara parameter perairan terhadap persebaran hard dan soft coral.

ABSTRAK: Analisis Parameter Perairan Terhadap Persebaran Hard Coral dan Soft Coral di Gading Beach dan Dusun Ndete, Teluk Maumere-Kabupaten Sikka

Elfrieda Yapita Rethmy Prihatini, Stevanus dan Yohanes Putra Bura. Analisis Parameter Perairan Terhadap Persebaran Hard Coral dan Soft Coral di Gading Beach dan Dusun Ndete, Teluk Maumere-Kabupaten Sikka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kaitan parameter perairan terhadap persebaran hard dan soft coral. Metode yang digunakan adalah eksperimen. Lokasi pengamatan pada kedalaman yang berbeda, yaitu 3 m, 5 m dan 7 m. Waktu pengamatan dilakukan pada jam 8 pagi, 12 siang dan 5 sore yang diambil berturut – turut selama 3 hari. Parameter perairan yang diukur adalah suhu, arus, kecerahan, pH, salinitas dan kandungan plankton.Hasil penelitian menunjukkan bahwa persebaran hard dan soft coral di perairan Gading Beach dan Ndete ditunjukkan dari nilai parameter perairan masing-masing lokasi. Adapun Parameter fisik di Gading Beach yakni suhu 29,66 ºC, arus 0,16 m/s, kecerahan 14,16 m dan parameter fisik di Ndete yakni suhu 29,33 ºC, arus 0,18 m/s, kecerahan 12 m. Parameter kimia di Gading Beach yakni pH 7,5 dan salinitas 25 ppm dan parameter kimia di Ndete yakni pH 7,5 dan salinitas 24,33 ppm. Sedangkan parameter biologi di Gading Beach maupun di Ndete ditemukan jenis plankton Skeletonema.

Kata kunci : Parameter Perairan Terhadap Persebaran Hard Coral dan Soft Coral

Wednesday, November 3, 2010

Cerita Dari Laut
Oleh: Stevanus
SMA Negeri 1 Maumere

Ini bukan syair dan bukan puisi
Ini sebuah kisah
Yang dulu ada jauh sebelum saat ini

Yakni tentang…
Laut yang indah
Laut biru yang dipenuhi beragam terumbu karang
Laut yang dipenuhi ikan beragam jenis
Laut yang bersih, jernih dan segar

Kala ke pantai
Dapat kau lihat hamparan laut biru yang luas
Debur ombak yang memecah di pantai
Nyiur membelai dan melambai

Kala masuk laut
Dapat kau lihat hamparan dan pesona terumbu karang yang indah
Ikan-ikan yang menari di sela terumbu karang
Mawar laut yang melambai ke arahmu
Indah dan mempesona

Semuanya pernah ada
Sebelum laut ini berubah warna
Sebelum laut ini menjadi lautan sampah
Sebelum pengeboman dan pengerukan karang dilakukan…
Kini sirna semua indah dan pesona itu
Pesona pantai dan terumbu karang
Anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa
Ratapan Terumbu Karang
Oleh: Stevanus
SMA Negeri 1 Maumere

Aku pernah mendengar ada yang bilang
Sampai pohon terakhir ditebang
Sampai air di bumi ini hilang
Sampai ikan terakhir diambil
Sampai segalanya habis
Baru mereka menyadari bahwa uang tak bisa dimakan
Baru mereka menyadari bahwa tak ada lagi yang bisa dibeli
Baru mereka menyadari keharusan menjaga kami

Kami adalah korban
Korban keserakahan manusia
Korban kebodohan manusia

Lihatlah…
Mereka hancurkan dan musnahkan
Demi kesenangan sesaat

Dan lihatlah juga
Tak ada laut biru yang indah
Tak ada ikan yang dimakan
Tak ada terumbu karang yang bisa dinikmati pesonanya
Yang tersisa hanya laut yang kotor
Hampa tak berpenghuni

Pemandangan indah yang dulu ada
Telah menjadi kenangan dalam angan
Apakah uang bisa membeli segala kenangan indah itu?
Apakah uang bisa membirukan dan menjernihkan laut coklat itu?
Apakah uang bisa mengembalikan terumbu karang yang telah rusak karena semua eksploitasi tak berperi?
Tidak!!!
Laut Polusi dan Bencana
Oleh: Devia Alexandra
SMA Negeri 1 Maumere

Di kala teduh damai bersamamu
Di atas bentanganmu kutebar jala
Kau relung hidup berjuta nelayan
Kaulah hulu dan muara siklus air
Sumber hidup makhluk sejagat

Cemar polusi sanmpah sedimen
Menumpuk gunung ke haribaanmu
Hasrat loba dan tamak serakah kami
Membangkitkan gemuruh amarahmu

Gemuruh keluh kesah gaung tangismu
Arus air matamu menerjang... menghempas
Hanyut selaksa bahtera raksasa
Menangkup sampan nelayan tak berdaya
Abrasimu mengikis pantai...melenyapkan pulau

Tuhan...
Ampuni dosa-dosa kami
Bangkitkan dan sadarkan kami
Bahwa cemar polusi gas rumah kaca
Melebur mencair bukit dan gunung es
Berubah iklim fluktuasi dan anomali
Membunuh jutaan singa dan anjing laut
Mengusik habitat orang eskimo
Adalah akibat tamak serakah kami

Betapa besar dosa-dosa kami ya Allah
Dan kami tinggal menghitung hari menanti
Ampunan atau siksa murka amarahMu
Ya Allah ya Tuhan Maha Bijaksana
Karena Maha kasihMu selamatkan kami
KepadaMu kami ikhlas berserah diri
Cerita Pilu Si Terumbu Karang
Oleh: Stevanus
SMA Negeri 1 Maumere

Laut adalah istanaku, laut adalah rumahku
Tempat aku bermula, bertumbuh dan berkembang
Tempat aku merasa damai dan bahagia
Deru ombak yang sejukkan kalbu
Tarian ikan-ikan dan semua biotanya
Sungguh menyenangkan aku

Akan tetapi…
Itu kisah kenangan masa lalu
Yang indah dan tak terlupa
Kini, aku hanya bisa melihat dan menangis
Melihat teman-temanku yang dipatahkan, diinjak, diracuni dan dibom

Wahai manusia…
Apa kesalahan kami?
Dikata berbudi tapi tak berbudi
Dikata bernurani tapi tak bernurani
Apa kesalahan kami?
Hingga dengan keji dan tak berperasaan
Membunuh teman-teman dan keluargaku?
Kami sahabatmu
Tapi kenapa ini yang kami terima?

Aku dahulu mengira kau adalah sahabat
Sahabat yang menjaga dan melestarikan aku
Namun aku salah…
Ternyata kau adalah makhluk pembunuh yang tak bernurani
Ingatlah manusia, ketika kami bertumbuh baik
Laut yang menjadi tumpuan hidupmu
Akan dipenuhi ikan
Yang akan mensejahterakan hidupmu

Suara Kaum Muda Dari Sikka

Aku Masih Muda... Tolong Jaga Aku!
Karya: Margareth A. T. Alfares
SMA Negeri 1 Maumere

Mentari pagi menguak cakrawala
Tertatih melangkah, mengarungi langit
Memantul cahaya menebar pesona
Mengajak bercanda penghuni jagat

Koy si terumbu karang muda menebar senyum
Memancarkan pelangi dari pucuk-pucuk yang mekar ditimpa sinar surya
Menebar aura bak magnet menarik biota laut bersenda gurau
Ikan-ikan warna-warni hilir mudik mencumbu Koy

Si Toy terpana menatap kagum
Si nelayan kecil tak berkedip dalam hipnotis pesona Koy
Di balik mata kecilnya yang menyipit menahan asin air laut
Ingin bercanda bersenda gurau menikmati hangat Sang Surya pagi
Bersama Koy dan ikan-ikan yang kini riang mencumbu pagi

Terkejut Toy dari pesona senyum memikat Koy
Alam tersentak... Laut bergolak....
Boomm....Byuuurr... Bom meledak
Ulah nelayan tak bertanggung jawab
Membom ikan...menghancurkan biota laut

Si Koy terumbu karang muda menggigil ketakutan
Pandangannya nanar menyaksikan teman-teman dan saudaranya
Di sana... terumbu karang terkoyak... tercerai-berai...
Ikan-ikan mati tak berdaya... Ada yang mati muda tak berguna

Si Koy menatap ketakutan pada Si Toy
Ikan-ikan mengintip dari balik punggung Si Koy
Mata memohon... lirih berbisik...rintih meminta
Aku masih muda... Aku masih ingin hidup dan berguna seribu tahun lagi
Tempat berlindung ikan-ikan, jadi surga bagi penyelam dan juga aset wisata
Pinta Koy dalam bisik lemah... Tolong jaga aku!

Makalah KIM 5 Sikka

Analisis Parameter Perairan Terhadap Persebaran Hard dan Soft Coral
di Gading Beach dan Dusun Ndete, Teluk Maumere-Kabupaten Sikka

ABSTRAK

Elfrieda Yapita Rethmy Prihatini, Stevanus dan Yohanes Putra Bura. Analisis Parameter Perairan Terhadap Persebaran Hard Coral dan Soft Coral di Gading Beach dan Dusun Ndete, Teluk Maumere-Kabupaten Sikka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kaitan parameter perairan terhadap persebaran hard dan soft coral.
Metode yang digunakan adalah eksperimen. Lokasi pengamatan pada kedalaman yang berbeda, yaitu 3 m, 5 m dan 7 m. Waktu pengamatan dilakukan pada jam 8 pagi, 12 siang dan 5 sore yang diambil berturut – turut selama 3 hari. Parameter perairan yang diukur adalah suhu, arus, kecerahan, pH, salinitas dan kandungan plankton.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persebaran hard dan soft coral di perairan Gading Beach dan Ndete ditunjukkan dari nilai parameter perairan masing-masing lokasi. Adapun Parameter fisik di Gading Beach yakni suhu 29,66 ºC, arus 0,16 m/s, kecerahan 14,16 m dan parameter fisik di Ndete yakni suhu 29,33 ºC, arus 0,18 m/s, kecerahan 12 m. Parameter kimia di Gading Beach yakni pH 7,5 dan salinitas 25 ppm dan parameter kimia di Ndete yakni pH 7,5 dan salinitas 24,33 ppm. Sedangkan parameter biologi di Gading Beach maupun di Ndete ditemukan jenis plankton Skeletonema.

Kata kunci : Parameter Perairan Terhadap Persebaran Hard Coral dan Soft Coral


Kata Pengantar

  Puji syukur berlimpah atas karunia dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
  Makalah yang dibuat oleh penulis berjudul Analisis Parameter Perairan Terhadap Persebaran Hard Coral dan Soft Coral di Gading Beach dan Dusun Ndete, Teluk Maumere-Kabupaten Sikka. Makalah ini berisi hasil pengukuran dan analisis parameter perairan terhadap persebaran hard coral dan soft coral.
  Penelitian ini dibuat karena rasa keingintahuan penulis untuk mengetahui faktor penyebab sehingga terdapat perbedaan persebaran hard coral dan soft coral di suatu daerah. Pemaparan isi makalah ini disajikan dalam bentuk yang sederhana sehingga mudah untuk dimengerti.
  Penulis juga mengucapkan limpah terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung kami dalam melakukan penulisan makalah ini: Ibu M. Arcenie Dolorosa,S.Pd, Ibu Naniek Sri Sayekti, Bapak Robertus Lodan, S.Pd, , Prof. Soekarno, Para staf COREMAP Sikka, Orang tua tercinta dan semua teman-teman kelas XII IPA 1.
  Penulis sadar bahwa hasil penelitian ini belum sempurna sehingga perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan hasil yang telah diperoleh dari penelitian ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari para pembaca sangat diharapkan. Semoga bermanfaat.
                                                                  Maumere,   September 2010
                                                                  Penulis

Daftar Isi

Cover                                                                                                            i
Lembar Pengesahan                                                                                  ii
Abstrak                                                                                                         iii
Kata Pengantar                                                                                           iv
Daftar Isi                                                                                                       v
Daftar Tabel                                                                                                 vi
Daftar Lampiran                                                                                          vii
Bab I Pendahuluan                                                                                     1
        1.1.  Latar Belakang                                                                           1
        1.2.  Permasalahan                                                                            2
        1.3.  Pembatasan Masalah                                                               2
        1.4.  Tujuan dan Manfaat Penulisan                                                  2
        1.5.  Hipotesis Penelitian                                                                   2
Bab II Metode Penelitian                                                                            3
        2.1.  Waktu dan Tempat                                                                     3
        2.2.  Alat dan Bahan                                                                           3
        2.3.  Prosedur Penelitian                                                                   4
        2.4.  Metode Penulisan                                                                      6
        2.4.  Analisis Data                                                                              6
        2.5.  Defenisi Operasional                                                                 6
        2.6.  Jenis Karang                                                                              7
Bab III Pembahasan                                                                                   9
        2.1.  Gambaran Umum Lokasi                                                          9
        2.2.  Hasil Pengukuran Parameter Perairan
di Gading Beach and Resort                                                    10
        2.3.  Hasil Pengukuran Parameter Perairan                                         
di Desa Reroroja                                                                        11
        2.4.  Analisis Parameter Perairan Terhadap Persebaran
                Hard Coral dan Soft Coral                                                         12
Bab IV Penutup                                                                                           15
        4.1.  Kesimpulan                                                                                 15
        4.2.  Saran                                                                                           15
Daftar Pustaka                                                                                            16
Lampiran

Daftar Tabel

Tabel 1. Alat – alat penelitian                                                                     3
Tabel 2. Bahan yang dibutuhkan                                                                4
Tabel 3. Hasil pengukuran suhu di Gading Beach                                   10
Tabel 4. Hasil pengukuran arus di Gading Beach                                               10
Tabel 5. hasil pengukuran suhu di Desa Reroroja                                   11
Tabel 6 hasil pengukuran arus di Desa Reroroja                                     11
Tabel 7. Perbedaan hasil pengukuran terhadap parameter perairan    12

 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.          Latar Belakang
Kabupaten Sikka dengan ibu kota Maumere, merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terletak antara 8º5’ - 8º50’ LS dan 120º40’ – 122º45,5’ BT (http://www.bapppenas.go.id). Luas wilayah lautnya 118.462 km² dan luas terumbu karang di Kabupaten Sikka ±104,92 km² yang terdiri dari terumbu karang tepi (LIPI, 2006). Kabupaten Sikka juga merupakan salah satu daerah di kawasan timur Indonesia yang termasuk dalam wilayah kerja COREMAP II. Di Kabupaten ini terdapat 28 DPL yang berada di desa-desa sasaran program COREMAP II.
Dari hasil survey yang telah dilakukan pada tahun 2006-2009 terlihat bahwa rata-rata presentase tutupan karang di Kabupaten Sikka meningkat 8,75% (Laporan Tahunan COREMAP Sikka, 2009) maka menurut penulis dapat dijadikan sebagai modal wisata bahari. Dari hasil survey tersebut, terdapat lokasi tertentu yang memiliki presentase karang lunak lebih banyak daripada karang keras atau sebaliknya.
Hal ini menyebabkan rasa keingintahuan penulis untuk mengetahui letak perbedaan sehingga presentase karang keras dan karang lunak disuatu lokasi berbeda. Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa parameter perairan untuk mencari letak perbedaan persebaran dan perbedaan hard dan soft coral.
1.2.    Permasalahan
Apakah terdapat kaitan antara parameter perairan terhadap perbedaan persebaran hard dan soft coral?

1.3.    Pembatasan Masalah
Pembahasan kami hanya terbatas pada parameter fisik, kimia, dan biologi terhadap pola persebaran hard dan soft coral.

1.4.    Tujuan dan Manfaat Penulisan
a.    Tujuan
Mengetahui kaitan antara parameter perairan terhadap perbedaan persebaran hard dan soft coral.

b.    Manfaat
Memperoleh data serta informasi mengenai pengaruh parameter perairan terhadap pola persebaran hard dan soft coral.

1.5.        Hipotesis Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah penulis sajikan, dapat penulis katakan bahwa ada hubungan antara parameter perairan terhadap persebaran hard dan soft coral.


BAB II
METODE PENELITIAN

2.1.  Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan September 2010 di Gading beach and resort (S. 08º33`984” E. 122º10`286”) dan di Ndete, desa Reroroja (S. 08º31`167” E. 122º02`249”).

2.2.  Alat dan Bahan
a.    Alat
Adapun alat yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat diterangkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat – alat penelitian.
No.
Nama Alat
Kegunaan
1.
Bola pimpong
Mengukur arus
2
Thermometer
Mengukur suhu
3
Secchi Square
Mengukur kecerahan
4
pH meter
Mengukur pH
5
Pembakar Spritus
Menguapkan sampel air laut
6
Gelas Kimia
Menampung sampel air laut
7
Cawan Evaporasi
Menguapkan sampel air laut
8
Plankton Net sederhana
Menangkap plankton
9
Mikroskop Stereo
Melihat jenis plankton
10
Kaca Preparat
Tempat peletakan sampel air laut
11
Neraca Ohaus
Menimbang kerak garam
12
Botol kaca
Menempatkan sampel air
13
Pipet
Mengambil sampel

               

b.    Bahan
Adapun bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat diterangkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan yang dibutuhkan
No
Bahan-bahan
Kegunaan
1
Sampel air laut
Mendapatkan data pH, salinitas dan plankton
2
Lendir karang
Melihat polip karang
3
6 batang Hard Coral (Acropora)
Melihat struktur hard coral
4
6 buah Soft Coral
Melihat struktur soft coral


2.3.Prosedur Penelitian
Untuk memperoleh data yang baik dalam penelitian ini maka penulis menempuh cara-cara sebagai berikut :
a.    Penentuan Lokasi
Lokasi penelitian adalah lokasi yang sudah ditentukan sebelumnya yakni lokasi DPL Hewuli dan DPL Reroroja. Pengukuran dilakukan pada kedalaman 3 m, 5 m dan 7 m. Pengukuran  kedalaman dilakukan dengan menggunakan uluran tali yang diberi jarak 0,5 m yang diberikan pemberat pada ujungnya. Setelah mendapatkan kedalaman yang diinginkan selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap parameter perairan dan pengambilan sampel air laut.
b.    Pengukuran Parameter
·  Pengukuran suhu
Thermometer dicelupkan ke dalam air laut dengan termometer menunjukkan suhu 32ºC (suhu lokasi pengambilan sampel). Suhu akan diamati setelah 1 sampai 2 menit.
·     Pengukuran kecerahan (visibility)
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Secchi Square yang dicelupkan ke dalam air laut dan diamati dari jarak tampak dan jarak hilang secchi square di dalam air.
·  Pengukuran kecepatan arus
Pengukuran kecepatan arus dilakukan dengan menggunakan bola pimpong yang diikat dengan senar pancing sepanjang 10 meter. Tali diulurkan sehingga bola pimpong akan bergerak mengikuti arah gelombang. Kemudian kecepatan arus diukur dengan menggunakan rumus kecepatan (v) berbanding lurus terhadap panjang tali (s) dan berbanding terbalik terhadap waktu (t).
  • Pengukuran Salinitas
1 liter air laut dan diuapkan. Kemudian kerak garam yang terbentuk dari hasil penguapan dikeruk dan ditimbang dengan neraca ohaus.
  • Pengukuran pH
1 liter air laut dan di ukur nilai pHnya dengan menggunakan pH meter yang sebelumnya sudah di kalibrasi hingga pH meter menunjukkan nilai pH normal (7,0) di dalam aquades. Kemudian pH meter dicelupkan ke dalam air laut. Data hasil pengukuran pH dapat dilihat pada layar pH meter setelah 2-5 menit sebanyak 3 kali.
  • Pengamatan Fitoplankton
Pengamatan fitoplankton dilakukan dengan meletakkan satu tetes sampel air di bawah mikroskop stereo dengan perbesaran 100 kali.
2.4. Metode Penulisan
a.    Studi Pustaka
Sebagai bahan referensi dan tinjauan pustaka, penulis menggunakan beberapa buku.
b.    Browsing Web
Penulis mencari berbagai literatur di internet yang tersedia untuk memaksimalkan penulisan makalah ini.

2.5. Analisis Data
Analisis data hasil eksperimen dilakukan dengan metode statistik, dimana data yang telah diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik sehingga mudah untuk dipahami.

2.6. Defenisi Operasional
a.    Parameter Fisik
  • Suhu
Suhu adalah ukuran derajat panas atau dingin suatu benda. Suhu diukur dengan thermometer (Sihotang,2006). Suhu yang optimal untuk pertumbuhan terumbu karang adalah 25-30ºC.
  • Kecerahan (Visibility)
Kecerahan suatu perairan menentukan sejauh mana cahaya matahari dapat menembus suatu perairan dan sampai kedalaman berapa proses fotosintesis dapat berlangsung sempurna (Chakroff dalam Syukur, 2002).

  • Arus
Arus adalah pergerakan massa air secara horizontal yang disebabkan angin yang bertiup di permukaan dan densitas air (Sidjabat, 1976).

b.    Parameter Kimia
  • Salinitas
Salinitas adalah tingkat kadar garam terlarut dalam air. Salinitas air laut yang cocok antara 30 – 35
  • Derajat keasaman (pH)
pH adalah tingkatan yang menunjukkan asam atau basanya suatu larutan (Novotnydan Olem dalam Effendi, 2003).

c.    Parameter Biologi
  • Fitoplankton
Fitoplankton atau disebut juga sebagai plankton nabati yang hidup melayang di kolom air.

2.6.  Jenis Karang
a.    Karang Keras (Hard Coral)
Polip kecil, terdapat pada bagian yang berbentuk piala skeleton, jumlah tentakel 6, tidak memiliki siphonoglyph, otot lemah, hidup berkoloni dan ada pula yang soliter, terdapat dalam air laut yang hangat (Jasin, 1992).


b.    Karang Lunak (Soft Coral)
Ciri-ciri soft coral yakni memiliki 8 tentakel bercabang yang berduri dan memiliki 8 septa tunggal yang sempurna; memiliki satu siphonogluph ventralis, memiliki endoskeleton, dan hidup secara berkoloni (Jasin, 1992). Umumnya syarat-syarat hidup karang lunak sama dengan karang batu (Manuputty (1), 2002).

BAB III
PEMBAHASAN

3.1.  Gambaran Umum Lokasi
a.    Gading Beach and Resort
Gading Beach and Resort terletak di Kelurahan Hewuli, Kecamatan Alok Barat. Kawasan ini merupakan salah satu Daerah Perlindungan Laut (DPL) di Kabupaten Sikka. Topografi pantainya landai dan ditumbuhi sedikit mangrove. Kondisi terumbu karang di daerah ini didominasi oleh hard coral. Berdasarkan hasil penelitian terakhir, persentase tutupan karang tahun 2009 sebesar 60% (Laptan COREMAP Sikka, 2009). Persentase ini termasuk dalam kategori baik. Pada waktu penelitian dilakukan, langit sangat cerah dan tidak ada awan. Angin bertiup tidak terlalu kencang.

b.    Ndete
Ndete terletak di Desa Reroroja, Kecamatan Magepanda. Kawasan Ndete juga merupakan salah satu DPL yang ada di kabupaten Sikka. Topografi pantainya landai dan ditumbuhi banyak mangrove. Kondisi terumbu karang di daerah ini didominasi oleh soft coral. Berdasarkan hasil penelitian terakhir, presentase tutupan karang lunak tahun 2009 sebesar 48% (Laptan COREMAP Sikka, 2009). Presentase ini termasuk dalam kategori sedang. Pada waktu penelitian dilakukan, langit cerah dan tidak ada awan. Angin bertiup cukup kencang.
3.2.    Hasil Pengukuran Parameter Perairan di Gading Beach and Resort
a.    Suhu
Tabel 3. hasil pengukuran suhu di Gading Beach

Hari I
Hari II
Hari III
Rata-rata
3 m
30ºC
30ºC
30ºC
30ºC
5 m
30ºC
30ºC
29ºC
30ºC
7 m
29ºC
29ºC
29ºC
29ºC
Total rata-rata
29,66ºC

Sumber : Data primer, 2010.

b.    Arus
Tabel 4 hasil pengukuran arus di Gading Beach

Hari I
Hari II
Hari III
Rata-rata
3 m
0,14m/s
0,18 m/s
0,17 m/s
0,16 m/s
5 m
0,15 m/s
0,18 m/s
0,18 m/s
0,17 m/s
7 m
0,15 m/s
0,19 m/s
0,18 m/s
0,17 m/s
Total rata-rata
0,16 m/s

Sumber : Data primer, 2010.

c.    Kecerahan
Rata-rata kecerahan air laut adalah 14,16 meter.
d.    pH
Rata-rata pH air laut adalah 7,5
e.    Salinitas
Rata-rata salinitas air laut adalah 25 ppm
f.     Plankton
Dari hasil pengamatan, ditemukan plankton yang dominan di perairan Gading Beach and Resort adalah Skeletonema.
3.3.    Hasil Pengukuran Parameter Perairan di Desa Reroroja, Ndete
a.    Suhu
Tabel 5. hasil pengukuran suhu di Desa Reroroja

Hari I
Hari II
Hari III
Rata-rata
3 m
29ºC
29ºC
30ºC
30ºC
5 m
29ºC
30ºC
29ºC
29ºC
7 m
30ºC
30ºC
29ºC
29ºC
Total rata-rata
29,33ºC

Sumber :  Data primer,  2010.
b.    Arus
Tabel 6 hasil pengukuran arus di Desa Reroroja

Hari I
Hari II
Hari III
Rata-rata
3 m
0,17 m/s
0,18 m/s
0,18 m/s
0,18 m/s
5 m
0,17 m/s
0,18 m/s
0,18 m/s
0,18 m/s
7 m
0,18 m/s
0,18 m/s
0,18 m/s
0,18 m/s
Total rata-rata
0,18 m/s

Sumber : Data primer, 2010.
c.    Kecerahan
Rata-rata kecerahan air laut adalah 12 meter
d.    pH
Rata-rata pH air laut adalah 7,5
e.    Salinitas
Rata-rata salinitas air laut adalah 24, 33 ppm
f.     Plankton
Dari hasil pengamatan, ditemukan plankton yang dominan adalah Skeletonema dan diikuti oleh Gonyaulax.


3.4.    Analisis Parameter Perairan Terhadap Persebaran Hard Coral dan Soft Coral
Dari penelitian yang telah penulis lakukan di Gading beach and Resort dan di Desa Reroroja, Ndete dengan menggunakan parameter perairan maka ditemukan beberapa perbedaan hasil pengukuran sebagai berikut :

Tabel 7. Perbedaan hasil pengukuran terhadap parameter perairan

No

Parameter
Desa sampel
Gading beach and resort
Desa Reroroja,Ndete
1
Suhu (ºC)
29,66
29,33
2
Arus (m/s)
0,16
0,18
3
Kecerahan (m)
14,16
12
4
pH
7,5
7,5
5
Salinitas (ppm)
25
24,33
6
Plankton
Skeletonema
Skeletonema

Sumber : Data primer, 2010.
a.    Suhu
Suhu di perairan Gading Beach dan Ndete berkisar antara 29ºC - 30ºC dengan selisih sebesar 0,33ºC. Menurut Sihotang, (2006 ) bahwa keadaan suhu air seperti ini disebabkan karena komposisi substrat, kecerahan, pertukaran air, panas udara akibat respirasi dan naungan dari kondisi perairan tersebut.

b.    Arus
Selisih arus di kedua tempat penelitian sebesar 0,02 m/s. Dari hasil pengamatan di lapangan, keadaan topografi di lokasi penelitian adalah dataran. Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat (Sahala Hutabarat, 1986) yang menyatakan bahwa perbedaan arus disebabkan oleh perbedaan topografi dasar perairan, gaya coriolis dan arus ekman, perbedaan densitas serta upwelling.

c.    Kecerahan
Selisih kecerahan di kedua tempat penelitian sebesar 2,16 m. Hal ini terjadi karena terdapat perbedaan lingkungan dimana pantai Gading Beach and Resort terbuka; sedangkan pantai di Desa Reroroja ditutupi oleh hutan mangrove sehingga hasil pembusukan serasah dihutan mangrove akan masuk ke air dan mengurangi tingkat kecerahan.

d.    Salinitas
Selisih salinitas di kedua tempat penelitian sebesar 0,67 ppm. Hal ini disebabkan karena disekitar lokasi penelitian di Desa Reroroja terdapat sebuah sungai sehingga menyebabkan salinitas air laut di Desa Reroroja menurun.

e.    Plankton
Secara umum jenis plankton yang ditemukan dikedua lokasi penelitian sama yakni Skeletonema. Namun, jumlah skeletonema yang ditemukan di Desa Reroroja jauh lebih banyak dibandingkan dengan Gading Beach and Resort. Hal ini disebabkan karena terdapat dukungan berupa intensitas kecerahan yang kecil di Desa Reroroja.


Dari segi morfologi hard dan soft coral terdapat perbedaan letak polip dan jumlah tentakel pada polip. Pada soft coral polip terletak di luar dan pada hard coral polip terletak di dalam terumbu. Jumlah tentakel yang lebih banyak pada soft coral akan lebih memudahkan soft coral dalam menangkap mangsa jika dibandingkan dengan hard coral. Ditambah lagi dengan kepadatan plankton yang lebih tinggi di Desa Reroroja yang disebabkan karena plankton akan lebih menyukai tempat gelap sehingga menyebabkan pertumbuhan soft coral di daerah ini menjadi lebih banyak.
Lain halnya dengan terumbu karang yang berada di Gading Beach and Resort. Di daerah ini banyak terdapat hard coral dari jenis Acropora. Hal ini terjadi karena adanya kecerahan yang cukup tinggi sehingga mempengaruhi proses fotosintesis zooxanthella yang berasosiasi dengan polip karang. Oleh karena itu hasil sampingan yang berupa kalsium karbonat pun akan disekresikan dalam jumlah banyak yang berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan hard coral tersebut.


BAB IV
PENUTUP

4.1.       Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
a.    Ada hubungan antara parameter perairan terhadap persebaran hard dan soft coral di perairan Gading Beach dan Ndete.
b.    Persebaran hard dan soft coral di perairan Gading Beach dan Ndete ditunjukkan dari nilai parameter perairan masing-masing lokasi. Adapun Parameter fisik di Gading Beach yakni suhu 29,66 ºC, arus 0,16 m/s, kecerahan 14,16 m dan parameter fisik di Ndete yakni suhu 29,33 ºC, arus 0,18 m/s, kecerahan 12 m. Parameter kimia di Gading Beach yakni pH 7,5 dan salinitas 25 ppm dan parameter kimia di Ndete yakni pH 7,5 dan salinitas 24,33 ppm. Sedangkan parameter biologi di Gading Beach maupun di Ndete ditemukan jenis plankton Skeletonema.

4.2.        Saran
a.        Perlu dilakukan pengawasan lintas sektor yang integratif dari semua pihak untuk menjaga kelestarian terumbu karang bagi pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Sikka.
b.        Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh parameter perairan terhadap persebaran hard dan soft coral di Gading Beach dan Dusun Ndete, Teluk Maumere.


DAFTAR PUSTAKA


Christanty, Linda. Mohammad Kasim Moosa. Soekarno. Muhammad Abrar. 2008. Ekosistem Pesisir dan Laut:Potensi dan Pemanfaatan Ramah Lingkungan. Jakarta: COREMAP – LIPI.

COREMAP Sikka. 2009. Laporan Tahunan COREMAP II Sikka. Maumere.

Sayekti, Naniek Sri. 2009. Pengetahuan Dasar Pesisir dan Laut. Jakarta: COREMAP – LIPI.

Siringoringo, Rikoh. M. Yosephine Tuti. 2008. Baseline Terumbu Karang Daerah Perlindungan Laut Sikka. Jakarta: COREMAP II – LIPI.

www.coremap.or.id /downloads/1209.pdf. Akses 28 Agustus 2010