Monday, March 28, 2011

Secuplik Cerita tentang Rumput Laut di Pesisir Pantai Geliting

Tanggal 20 Maret 2011 baru-baru ini saya bersama adik-adik kelas saya berkesempatan untuk mengunjungi tempat pembudidayaan rumput laut yang ada di Maumere, tepatnya di daerah Geliting. Lokasinya berjarak sekitar 8 km dari pusat kota Maumere. Akses ke tempat ini dapat dicapai dengan menggunakan angkutan kota ataupun ojek.
Di sana saya mewawancarai salah satu petani rumput laut yang berama Bapak Muhammad. Beliau sudah menekuni usaha ini sejak tahun 2004. Pada saat COREMAP II Sikka memulai program pembudidayaan rumput laut. Jenis rumput laut yang dibudidayakan adalah dari jenis alga hijau dan alga merah, yakni Euchema cottonii dan Gracilaria, spp.
Kami pun sempat di ajak untuk mengambil rumput laut yang akan diseleksi lagi untuk dijadikan sebagai bibit. Tali yang dipakai sepanjang 35 meter. Dari satu ulur tali, dapat diperoleh tiga ulur tali yang akan dilepaskan lagi ke laut selama 45 hari lalu kemudian dipanen.  Dalam sekali panen, biasanya Bapak Muhammad memperoleh 100 ton rumput laut basah yang kemudian akan dikeringkan.
Biasanya rumput laut yang telah dipanen dijemur selama lebih kurang tiga hari jika hari cerah untuk mengurangi kadar air di dalam rumput laut. Jika cuaca sedang tidak cerah, proses penjemuran dapat berlangsung selama kurang lebih satu minggu. Harga jual rumput laut kering ini berkisar sekitar Rp 8.000,00. "yah, lumayan lah untuk hidup dan sekolah anak-anak," jawab Bapak Muhammad ketika diwawancarai. 
Metode yang digunakan oleh sebagian besar nelayan adalah metode long line, yakni dengan mengulurkan tali yang diikatkan pada pemberat di bagian bawah dan pelampung di bagian permukaan air. Untuk optimalnya pertumbuhan rumput laut, sebaiknya tempat pembudidayaan diletakkan pada kedalaman sekitar > 10 meter atau sedikit jauh dari ekosistem terumbu karang.

No comments:

Post a Comment